untaian rindu dari sang putri

Menunggu memang tak pernah mudah, menunggu bukan hanya kata kata yang bertulis di hati sang penyair. Menunggu pangeran yang lama tak kembali pada pemilik hati membuat rindu ini tak terkendali bagaikan melayang di udara dan berjalan di grafitasi tak terbatas mengapung dan melayang rinduku tak kunjung hilang. Suatu saat musim dinanti telah tiba, membawa suatu kabar yang terbawa oleh helai burung merpati putih, menggantung sebuah kertas yang tergulung kecil dileher sang penerbang. Hanya sebuah untaian rindu yang tertulis. Itu pun telah membayar semua rindu ku pada sang bintang meskipun itu belum lunas bulan menjanjikan bahwa bintang akan tiba bila malam beradu pada peradabannya. Bagaikan kuncup bunga yang tak akan pernah mekar kembali, sang putri telah mati bersama terkabarnya sang pangeran yang tewas dimedan perang...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Word of "MAAF"

HANYA SEKEDAR MOTIVASI

wanita tangguh